“Iya mam. Jujur aja, tadi waktu melihat Mama telanjang di kamar mandi, gak sari - sarinya Pensku jadi ngaceng.”
“Berarti kita sama - sama kepengen kan?” cetus Mama sambil mendekatkan wajahnya ke Pensku. Lalu menciumi moncongnya.
Aku bukan lagi lelaki yang masih ingusan dalam soal sex. Masa laluku yang sangat dirahasiakan itu, telah membuatku trampil dalam hal memuasi perempuan. Namun aku masih bersikap pasif dahulu, karena semuanya ini masih membuatku shock. Betapa tidak shock. Mama adalah ibuku. Nyaris tak dapat dipercaya bahwa Mama ingin dientot olehku, sebagai wujud dari pembalasan terhadap perselingkuhan Papa.
Tapi seperti kata Mama barusan, aku tak boleh munafik. Bukankah aku sangat terangsang waktu melihat Mama telanjang bulat di kamar mandi tadi, sehingga Pensku jadi ngaceng?
Dan kini, Mama bukan cuma menciumi moncong Pensku. Mama juga menjilatinya, bahkan lalu mengulum Pensku dengan binalnya. Maka tanpa keraguan lagi kubalas peruatan Mama itu dengan mempermainkan pentil buah dadanya.
Tapi semuanya itu kulakukan sambil memejamkan mataku. Karena kalau bertemu pandang dengan Mama, ada perasaan bersalah di dalam hatiku. Itulah sebabnya aku memejamkan mataku sambil meremas buah dada Mama dan mengemut pentilnya sambil memejamkan mataku. Sambil membayangkan sedang meremas dan mengemut buah dada dosenku yang seksi itu.
Namun ketika aku masih memejamkan mata, tangan kananku ditarik oleh Mama, lalu diletakkan di permukaan sesuatu yang berambut tipis dan ada celahnya… yang aku yakin bahwa yang kusentuh ini adalah Vgina Mama…!
Setelah menyentuh sesuatu yang membangkitkan tanda tanya dan nafsu ini, kubuka mataku. Ternyata Mama sudah menanggalkan celana dalamnya. Dan yang sedang kujamah ini adalah Vginanya…!
Sementara Mama pun sudah menelentang sambil tersenyum manis padaku.
“Ayo mau diapain Vgina mama ini Sayang?” tanyanya sambil mengelus - elus rambutku.
“Ma… mau dijilatin seperti dalam film bokep Mam. Boleh?” aku menatap Mama dengan perasaan masih ragu.
“Boleh,” sahut Mama, “jilatinlah sepuasmu. Anggap aja mama ini orang lain. Bukan ibumu. Ayo… jilatinlah Vgina mama. “Mama merenggangkan kedua belah paha putih mulusnya sambil tersenyum yang sangat lain dari biasanya.
Kubulatkan hatiku, lalu tengkurap di antara kedua belah paha Mama, dengan wajah berada di atas kemaluan Mama yang jembutnya sangat tipis dan halus itu.
Nafsu birahi sudah semakin menguasai diriku. Sehingga tanpa keraguan lagi kungangakan mulut Vgina Mama, sehingga bagian yang berwarna pink itu tampak jelas di mataku. Hmmm… betapa menggiurkannya bagian yang berwarna pink itu.
Maka kujilati bagian yang berwarna pink itu dengan lahap. Membuat Mama mulai menggeliat sambil membelai rambutku yang berada di bawah perutnya.
Begitu lahapnya aku menjilati bagian yang berwarna pink di Vgina Mama itu. Sehingga Mama semakin menggeliat - geliat sambil berdesah - desah.
“Booon… ooooohhhhh Boooon… kamu sudah pandai gini jilatin Vgina yaaaa… lanjutkan jilatin Booon… itilnya juga jilatin… ini nih itilnyaaaaa… “Mama menunjuk ke bagian yang nyempil sebesar kacang kedelai itu.
Kuikuti keinginan Mama. Kujilati itilnya yang sebesar kacang kedelai itu. Bahkan kusertai dengan isapan - isapan, membuat Mama mulai klepek - klepek.
Bahkan pada suatu saat Mama berkata terengah, “Cu… cukup Bona…! Ma… masukin aja punyamu Sayaaaang… !”
0 Response to "Fantasi Seks Dalam Keluarga Besar Kami 4"
Posting Komentar